Usia Muda Merokok dan Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Sebuah Tinjauan Penting

Indonesia menempati peringkat ke-7 dunia dalam hal jumlah kematian yang disebabkan oleh penggunaan tembakau, termasuk kematian yang disebabkan oleh Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, yang sering kali diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Namun, bagaimana peran usia awal mulai merokok dalam meningkatkan risiko PPOK? Artikel ini akan membahas temuan penting dari penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar, yang bertujuan untuk mengungkap pengaruh usia mulai merokok dan kebiasaan merokok terhadap insiden PPOK.

Mengapa Usia Awal Merokok Begitu Penting?

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal terkait, usia saat seseorang mulai merokok memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko mengembangkan PPOK di kemudian hari. Anak-anak dan remaja yang mulai merokok sebelum usia 15 tahun memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terkena PPOK dibandingkan mereka yang mulai merokok pada usia yang lebih tua. Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang memulai kebiasaan merokok pada usia kurang dari 15 tahun memiliki risiko hingga 12 kali lipat lebih besar untuk terkena PPOK dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok.

Metodologi Penelitian: Studi Kasus-Kontrol

Penelitian ini menggunakan desain studi kasus-kontrol, yang melibatkan 112 responden yang dibagi menjadi dua kelompok: 56 orang yang telah didiagnosis dengan PPOK (kelompok kasus) dan 56 orang yang tidak memiliki PPOK (kelompok kontrol). Sampel dipilih secara acak sistematis dari pasien di Rumah Sakit Ngudi Waluyo pada periode Oktober hingga November 2017.

Dengan menggunakan analisis statistik, penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor risiko utama yang berhubungan dengan insiden PPOK, termasuk jenis kelamin laki-laki, kebiasaan merokok, dan durasi merokok yang lama. Namun, yang paling menonjol adalah pengaruh usia awal mulai merokok terhadap risiko terkena PPOK.

Hasil dan Temuan Penting

Hasil penelitian ini menyoroti beberapa temuan utama yang layak untuk diperhatikan:

  1. Jenis Kelamin Laki-Laki
    Pria memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena PPOK dibandingkan wanita. Hal ini mungkin terkait dengan prevalensi merokok yang lebih tinggi di kalangan pria di Indonesia.
  2. Kebiasaan Merokok
    Merokok sendiri merupakan faktor risiko yang signifikan untuk PPOK, dengan peningkatan risiko sebesar 5,1 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
  3. Usia Awal Mulai Merokok (<15 Tahun)
    Ini adalah faktor risiko terbesar. Orang yang mulai merokok sebelum usia 15 tahun memiliki risiko hingga 12 kali lipat lebih tinggi untuk terkena PPOK dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok.
  4. Durasi Merokok (≥30 Tahun)
    Merokok selama 30 tahun atau lebih juga menunjukkan peningkatan risiko yang sangat signifikan terhadap PPOK, dengan risiko hampir 9 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang merokok dalam durasi yang lebih pendek.

Mengapa Temuan Ini Penting?

Pentingnya temuan ini tidak bisa diremehkan, terutama dalam konteks kesehatan masyarakat di Indonesia. Data menunjukkan bahwa kebiasaan merokok yang dimulai sejak usia sangat muda dapat berkontribusi besar terhadap tingginya angka PPOK di Indonesia. Hal ini menekankan perlunya intervensi dini dan kebijakan yang lebih ketat untuk mencegah anak-anak dan remaja dari memulai merokok.

Implikasi untuk Kebijakan Kesehatan

Temuan ini memiliki implikasi besar bagi upaya pencegahan dan pengendalian tembakau di Indonesia. Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu memperkuat kampanye anti-merokok yang ditargetkan pada anak-anak dan remaja. Selain itu, kebijakan yang lebih ketat terkait penjualan rokok kepada anak-anak harus diterapkan dengan tegas.

Lebih jauh, pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah perlu ditingkatkan untuk mengedukasi anak-anak tentang bahaya merokok sejak dini. Program-program pencegahan yang efektif harus menjadi prioritas untuk menurunkan angka perokok muda dan, pada akhirnya, menurunkan prevalensi PPOK di Indonesia.

Kesimpulan

Merokok pada usia muda, terutama sebelum usia 15 tahun, merupakan faktor risiko terbesar untuk perkembangan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di kemudian hari. Temuan ini menyoroti pentingnya upaya pencegahan merokok pada usia muda sebagai strategi kunci dalam menurunkan beban penyakit PPOK di Indonesia. Dengan memperkuat kebijakan anti-merokok dan pendidikan kesehatan, kita dapat melindungi generasi muda dari risiko yang mematikan ini dan membangun masa depan yang lebih sehat untuk Indonesia.

Link Journal : https://scholar.unair.ac.id/en/publications/smoking-from-a-younger-age-is-the-dominant-factor-in-the-incidenc

By Admin